PROFIL UKM GAMELAN WIRUN DI SUKOPHARJO
Kabupaten Sukoharjo terletak di bagian tenggara propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 446,666 ha, yang secara geografis terletak antara 110 42‘ 06,79“-110 57’33,7“ Bujur Timur dan 732‘17“-749‘32“ Lintang Selatan. Keadaan topografi/geologi berupa daerah yang datar. Secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kota Surakarta
Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul Propinsi DIY
Sebelah barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten
Posisi Kabupaten Sukoharjo sangat strategis karena merupakan pintu lalu lintas wilayah JOGLOSEMAR (Jogjakarta-Solo-Semarang) dan di tengah wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN (Surakarta-Boyolali-Sukoharjo-Karanganyar-Wonogiri-Sragen-Klaten).
Menurut data tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tercatat 821.213 jiwa yang terdiri dari 405.831 penduduk laki-laki dan 415.382 penduduk perempuan. Penduduk usia muda lebih banyak dari usia yang tua dengan pertumbuhan penduduk berkisar 1% dari jumlah penduduk tiap tahun. Merupakan wilayah agraris sektor pertanian tanaman pangan yang sedang bergerak ke sektor industri dan perdagangan, sehingga penyediaan lapangan kerja terbesar terdapat di sektor pertanian, industri dan perdagangan.
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 Kecamatan, yaitu Kec. Weru, Kec. Bulu, Kec. Tawangsari, Kec. Sukoharjo, Kec. Nguter, Kec. Bendosari, Kec. Polokarto, Kec. Mojolaban, Kec. Grogol, Kec. Baki, Kec. Gatak dan Kec. Kartasura. Kabupaten Sukoharjo terdiri atas 17 Kelurahan, 150 Desa, 1278 RW dan 3.676 RT.
Kecamatan Mojolaban merupakan tempat sentra industri gamelan yang terkenal di Sukoharjo dan sekitarnya, selain sebagai sentra industri genteng, batu bata dan mebel. Berdasarkan pola pembangunan Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Mojolaban merupakan Sub Wilayah Pembangunan III, termasuk di dalamnya Kecamatan Polokarto dan Kecamatan Bendosari, berpotensi untuk pengembangan pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan, industri, perdagangan, perhubungan, pemukiman/perumahan dan pariwisata.
Industri gamelan tepatnya berada di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban merupakan industri kecil dan menengah. Desa Wirun terkenal juga sebagai desa Wisata. Menurut data usaha kecil dan menengah dan industri kecil dan menengah desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, ada 10 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) gamelan di sini.
Peta Lokasi
Wirun Desa Wisata Wirun menjadi salah satu desa wisata yang paling dikenal di Sukoharjo karena banyaknya potensi wisata yang dimiliki kawasan itu. Desa yang berada di Kecamatan Mojolaban itu pun memiliki akses yang mudah untuk dituju dari Kota Solo dan Karanganyar. Berjarak satu kilometer dari Kota Solo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara.
Salah satu potensi terbesar yang membuat Wirun dikenal secara global adalah pembuatan kerajinan gamelan oleh para warga desa. Selain gamelan, pembuatan kerajinan yang digeluti sebagai mata pencaharian warga setempat adalah kerajinan kain jumputan yang telah diekspor ke luar negeri, kerajinan wayang kertas, kerajinan keris, kerajinan genteng, kerajinan batik kayu, dan budidaya tanaman bonsai.
Suguhan kesenian lokal seperti kethoprak, jathilan, dan karawitan menjadi daya tarik tersendiri untuk menyambut para turis asing yang berwisata ke Dewa Wirun. Di itu, para wisatawan yang didominasi warga negara Belanda biasanya datang untuk menetap selama satu hingga dua hari untuk belajar tentang pembuatan kerajinan seperti gamelan dan wayang di rumah-rumah penduduk. Karena lokasinya yang relatif cukup jauh dari kawasan kota Solo, rumah penduduk setempat pun banyak yang disewakan bagi warga asing dan wisatawan lokal pada masa-masa ramai kunjungan wisatawan. Penjualan gamelan menjadi potensi yang diunggulkan karena pemasarannya yang mencapai luar negeri.
Dari catatan, industri kerajinan gamelan di Desa Wirun sudah muncul sejak tahun 1956, dirintis pertama kali oleh Reso Wiguno. Dorongan kebutuhan ekonomi menjadi latar belakang home industri tersebut. Pasalnya, Mojolaban bukanlah sebuah wilayah dengan hasil pertanian yang berlimpah.